27 Juli 2022 (Penulis: Gebryla Rito, Mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Minangkabau adalah salah satu etnis yang memiliki jenis-jenis suku. Suku ini adalah klan dalam etnis Minangkabau. Berdasarkan pada Tambo alam Minangkabau, sejarah perkembangan suku di Minangkabau berawal dari cerita Datuk Katumanggungan dan Datuk Parpatih Nan Sabatang yang membagi suku menjadi empat macam, yaitu suku Koto, suku Piliang, suku Bodi, dan suku Caniago. Selain dari empat suku utama yang muncul di Minangkabau, di kemudian hari juga mulai bermunculan suku-suku baru yang disebabkan oleh adanya pendatang-pendatang baru ke suatu nagari atau kelompok kekerabatan yang ingin memisahkan diri menjadi kelompok baru. Beberapa suku yang muncul sebagai persebaran dari empat suku utama di Minangkabau secara umum dibedakan menjadi suku Payobada, Putopang, Sikumbang, Tanjuang, Panai, Guci, Panyalai, Jambak, Bendang, Kampai, Kutianyie, Malayu, Sipisang, Mandailiang, Mandaliko, Sumagek, Singkuan, Dalimo, Supanjang, Sumpadang, dan Domi.
Setiap suku yang bermekaran tersebut kemudian dibagi-bagi lagi ke beberapa daerah yang tidak teratur penempatannya, tetapi berdasarkan kependudukan kaum yang menganut suatu suku di suatu kenagarian. Salah satunya Kenagarian Painan Timur Painan yang merupakan bagian wilayah Kecamatan IV Jurai. Nagari Painan Timur Painan terbagi menjadi beberapa suku, diantaranya adalah suku Jambak, Panai, Caniago, Tanjuang, dan Melayu. Tiap-tiap suku tersebut dipimpin oleh seorang datuak yang diberi gelar. Seperti pada Datuak Rajo Indo Madjoindo untuk suku Jambak, Datuak Rajo nan Batuah dan Rajo Mangkutu nan Batuah untuk suku Panai, Datuak Rajo nan Sati untuk suku Caniago, Datuak Rajo Intan atau Rajo Johan untuk suku Tanjuang, serta Datuak Rangkayo Basah dan Datuak Rajo Panjang untuk suku Melayu.